Tuesday, June 18, 2013

Desa adat Penglipuran

kalau surga ada di bumi mungkin balilah tempatnya, jelas terlihat dari beragam tradisi dan budaya, keindahan alam yang begitu menawan, mungkin anda yang suka menonton FTV pasti tahu tempat ini. Desa Penglipuran di Kabupaten Bangli, Bali, punya seni arsitektur bangunan yang khas. Bersih, tak ada kendaraan, dan luar biasa indah! 

Tiap sudut Desa Penglipuran seperti fotogenik. Jepret ke arah manapun hasilnya pasti indah. Tak heran, desa ini pernah menyandang penghargaan Kalpataru. Para penggemar FTV pun seringkali terpesona oleh Penglipuran. Kapan Anda ke sana?


Desa adat Penglipuran berlokasi pada kabupaten Bangli yang berjarak 45 km dari kota Denpasar, Desa adat yang juga menjadi objek wisata ini sangat mudah dilalui. Karena letaknya yang berada di Jalan Utama Kintamani ± Bangli.DesaPenglipuran ini juga tampak begitu asri, keasrian ini dapat kita rasakan begitu memasuki kawasan Desa. Luas desa adat Panglipuran kurang lebih 112 ha, dengan batas wilayah desa adat Kubu di sebelah timur, di sebelah selatan desa adat gunaksa,dan di sebelah barat Tukad, sedangkan di sebelah utara desa adat kayang. Pada areal  Catus pata yang merupakan area batas memasuki Desa Adat Penglipuran, disana terdapat Balai Desa, fasilitas masyarakat dan ruang terbuka untuk pertamanan yang merupakan areal selamat datang.
Penglipuran mangandung makna “pangelingan putra” yang berarti terjadi hubungan yang sangat erat antara tugas dan tanggung jawab masyarakat dalam menjalankan dharma agama.Panglipuran juga berarti "panglipur" pengingat atau ingat kepada leluhur.
Desa ini merupakan salah satu kawasan pedesaan di Bali yang memilikitatanan yang teratur dari struktur desa tradisional, perpaduan tatanan tradisional dengan banyak ruang terbuka pertamanan yang asri membuat desa ini membuat kita merasakan nuansa Bali pada dahulu kala. Penataan fisik dan struktur desa tersebut tidak lepas dari budaya yang dipegang teguh oleh masyarakat Adat Penglipuran dan budaya masyarakatnya juga sudah berlaku turun temurun.
Keunggulan dari desa adat penglipuran ini dibandingkan dengan desa-desalainnya di Bali adalah, Bagian depan rumah serupa dan seragam dari ujung utama desa sampai bagian hilir desa. Desa tersusun sedemikian rapinya yang mana daerah utamanya terletak lebih tinggi dan semakin menurun sampai kedaerah hilir. Selain bentuk depan yang sama, adanya juga keseragaman bentuk dari bahan untuk
membuat rumah tersebut. Seperti bahan tanah untuk tembok dan untuk bagian atapterbuat dari penyengker dan bambu untuk bangunan diseluruh desa.
Sejarah Desa Adat Panglipuran
Masyarakat desa adat penglipuran percaya bahwa leluhur mereka berasal dari Desa Bayung Gede, Kintamani.Sebelumnya desa Panglipuran bernama Kubu Bayung. Pada jaman dahulu raja bali memerintahkan pada warga-warga di Bayung Gede untuk mengerjakan proyek di Kubu Bayung, tapi akhirnya para warga tersebut memutuskan untuk menetap di desa Kubu Bayung. Dilihat dari segi tradisi, desa adat ini menggunakan sistem pemerintahan hulu apad. Pemerintahan desa adatnya terdiri dari prajuru hulu apad dan prajuru adat.
Prajuru hulu apad terdiri dari jero kubayan, jero kubahu, jero singgukan, jero cacar, jero balung dan jero pati. Prajuru hulu apad otomatis dijabat oleh mereka yang paling senior dilihat dariusia perkawinan tetapi yang belum ngelad. Ngelad atau pensiun terjadi bila semua anak sudah kawin atau salah seorang cucunya telah kawin. Mereka yang baru kawin duduk pada posisi yang paling bawah dalam tangga keanggotaan desa adat. Menyusuri jalan utama desa kearah selatan anda akan menjumpai sebuah tugu pahlawan yang tertata dengan rapi. Tugu ini dibangun untuk memperingati sertamengenang jasa kepahlawanan Anak Agung Gede Anom Mudita atau yang lebih dikenal dengan nama kapten Mudita. Anak Agung Gde Anom Mudita, gugur melawan penjajah Belanda pada tanggal 20 November 1947. Taman Pahlawan inidibangun oleh masyarakat desa adat penglipuran sebagai wujud bakti dan hormat mereka kepada sang pejuang. Bersama segenap rakyat Bangli, Kapten Mudita berjuang tanpa pamrih demi martabat dan harga diri bangsa sampai titik darah penghabisan.
Menurut I Wayan Supat (42), Kepala Desa Adat Panglipuran, keseragaman angkul ini tak terlepas dari pembagian zona desa. Setidaknya terdapat 3 pembagianzona; zona hulu, zona pawongan atau zona pemukiman, dan zona kelod atau teben. Ketiga zona ini letaknya membujur dari arah utara ke selatan dengan porostengah berupa jalan desa yang disebut rurung gede.Jalan desa ini juga memisahkan

BERKOMENTARLAH YANG SANTUN, JANGAN SPAM, AYO BERKOMENTARLAH DISINI. . .

Ditulis Oleh : Unknown ~ Mari Berbagi dan Belajar Bersama

Artikel Desa adat Penglipuran ini diposting oleh Unknown pada hari Tuesday, June 18, 2013. Terimakasih atas kunjungan Anda serta kesediaan Anda membaca artikel ini. Kritik dan saran dapat anda sampaikan melalui kotak komentar.

2 komentar:

Post a Comment

Mari kita saling berkomentar. Jika kalian suka dengan artikel ini, ayo kita "Share" untuk membagikan informasi ini kepada sobat yang lain agar lebih bermanfaat. Terima kasih, Salam Blogger . . .